PT. Ori Ginalnest Promosikan Ekspor Sarang Burung Walet ke 14 Negara
29 November 2019, 19:00

CEO PT. Ori Ginalnest Indonesia, Rusianah menjelaskan kepada wartawan promosikan ekspor sarang burung walet ke 14 negara tujuan, pada "Bring Indonesia Birds Nest To The World" di Grand Ball Room Lt.3 Hotel Adi Mulia Medan, Kamis (28/11). SUMUT24/amru lubis
MEDAN I SUMUT24.CO
PT. Ori Ginalnest Indonesia bekerjasama dengan Dinas Perindustrian Perdagangan Sumut (Pemprovsu,red) dan Badan Karantina Pertanian Medan mengekspor sarang burung walet (SBW) ke 14 negara tujuan.
Promosi ekspor sarang burung walet ke seluruh dunia tersebut digelar melalui event dengan tema “Bring Indonesia Birds Nest To The World” di Grand Ball Room Lt.3 Hotel Adi Mulia Medan, Kamis (28/11/2019).
Hadir dalam acara ini Staf Ahli Kementerian Pertanian Bidang Perdagangan Luar Negeri Ir. Banun Harpini,MS.c dan Kepala Karantina Medan Ir. Hafni Zahara,MS.c, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara, Zonny Waldi, Ketua PEKIT (Perkumpulan Ekportir Komoditas Indonesia Tiongkok) Mulyanto dan CEO PT. Ori Ginalnest Indonesia, Rusianah.
Forum bisnis sarang burung walet ini juga dihadiri 14 negara antara lain, Tiongkok, Hongkong, Jepang, Korea Selatan, Taiwan Singapore, Macao, Amerika, Canada, Australia, New Zealand, Belanda, Perancis dan Inggris
Staf Ahli Kementerian Pertanian Bidang Perdagangan Luar Negeri Ir. Banun Harpini,MS.c mengatakan, pemerintah Indonesia khususnya pertanian sangat mengapresiasi langkah-langkah dan upaya yang dilakukan oleh PT. Ori Ginalnest Indonesia yang selama ini sudah dan dinilai sukses mengekspor sarang burung walet ke mancanegara.
“Sebagaimana kita ketahui bahwa sarang burung walet ini sangat asli Indonesia, terbaik di Indonesia, organik sehingga ini bisa menjadi produk unggulan ekspor Indonesia. Tahun 2018 yang lalu nilai ekspor dari sarang burung walet secara nasional mencapai tidak kurang dari 40 triliun dan ini pemerintah menjadikan sarang burung walet sebagai komoditas unggulan kedua setelah CPO,” ujar Banun.
Diakuinya, pemerintah Indonesia sangat mendukung upaya-upaya langkah langkah yang diambil oleh para pelaku usaha di sarang burung walet. “Memang kami juga terus mendorong agar nantinya kita tidak hanya mengekspor dalam bentuk produk bahan bakunya saja, tetapi kita juga ingin mengembangkan industri pengolahan sarang burung walet ini di dalam negeri. Artinya berbicara industri pengolahan ini adalah sarang burung walet sudah menjadi menu makanan, kosmetik dan obat obatan,” jelas Banun.
Banun Harpini menyebutkan, Sumut masih tercatat sebagai pengekspor sarang burung walet terbesar di Indonesia dengan negara tujuan utama ke Republik Rakyat Tiongkok. Catatan Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian di tahun 2018, volume ekspor sarang burung walet yang di ekspor ke RRT melalui Bandara Kualanamu Medan mencapai 20,86 ton. Sedangkan dari Bandara Soekarno Hatta sebanyak 15,96 ton, Surabaya 14,87 ton, Semarang 14,79 ton, dan Bandara Pontianak sebanyak 18 Kg.
Proses produksi sarang burung walet, jelas Banun, akan menjadi nilai tambah sehingga pemerintah juga mendorong para pelaku ekspor untuk membangun industri walet. “Tiongkok adalah pasar produk pertanian dan pangan Indonesia utama diekspor untuk produk pertanian untuk itu kita senantiasa terus mengembangkan baik yang sifatnya perundingan, maupun di interaksi bisnis,” ungkapnya.
Banun mengtakan, kebijakan perdagangan Tiongkok khususnya untuk eksport pangan lebih membuka diri karena sudah menjadi negara manufaktur daripada kebijakan perdagangan pangan import. “Sarang burung walet ini produk sumber daya alam hayati, kita harus hati-hati di dalam mengembangkan produksi sarang burung walet,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil menjelaskan bahwa Sumut berkontribusi 31 persen terhadap ekspor sarang burung walet nasional.
Menurut dia, ekspor sarang burung walet Sumut mengalami tren yang meningkat dari 2017 sebanyak 13,7 ton naik menjadi 20,86 ton pada 2018, dan di tahun 2019 ini diharapkan meningkat lagi.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara, Zonny Waldi turut mengapresiasi acara itu sekaligus penandatangan kontrak kerjasama yang dilakukan PT. Ori Ginalnest Indonesia dengan mempertemukan 14 negara tujuan ekspor.
“Selama ini andalan ekspor kita adalah CPO dengan karet, dimana beberapa tahun terakhir ini banyak ekspor yang cenderung turun dan kita berbangga hati, ekspor burung walet trennya naik dari tahun lalu,” kata Zonny.
Pemprov Sumut kata Zonny Waldi sangat berbangga karena jumlah ekspor sarang burung walet terus meningkat dan hingga semester 3 tahun 2019 telah mencapai 21 ton, merupakan lonjakan yang cukup signifikan.
Karenanya, sebut Zonny dengan meningkatnya volume ekspor burung walet, diharapkan akan menambah devisa dan jumlah lapangan kerja, apalagi jika nantinya pengusaha melakukan pengolahan sarang burung walet di Sumut, karena sarang burung walet cukup banyak di Sumut. Seperti Langkat, Binjai, Medan, Tebingtinggi, Siantar, Simalungun, Asahan, Madina, Serdangbedagai dan lainnya
Sedangkan CEO PT. Ori Ginalnest Indonesia, Rusianah mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah untuk pengembangan ekspor sarang burung walet dari Medan, meningkatkan devisa hasil ekspor, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pariwisata Indonesia.
Dijelaskannya, dalam acara ini sudah sudah ditandatangani kontrak perjanjian kerjasama 14 negara dengan PT. Ori Ginalnest Indonesia dengan total ekspor 38 ton dengan nilai USD 76.100.000 sedangkan nilai kontrak terbesar di pegang oleh perusahaan importir dari China mis Mandy- Guangzhou Tao Tao Co., Ltd dengan nilai kontrak usd 36.000.000 dengan jumlah 18 ton pertahun. (R03)
https://www.sumut24.co/pt-ori-ginalnest-promosikan-ekspor-sarang-burung-walet-ke-14-negara/